https://testingjurnal.poltekkes-mks.ac.id/index.php/medriset/issue/feedMedia Implementasi Riset Kesehatan2025-11-20T00:00:00+08:00Rudy Hartonomediapengmas@poltekkes-mks.ac.idOpen Journal Systems<div id="journalDescription-14" class="journalDescription"> <p>Jurnal Media Implementasi Riset Kesehatan adalah jurnal ilmiah yang dipublikasioleh Pusat Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Poltekkes Kemenkes Makassar. Jurnal Media Implementasi Riset Kesehatan merupakan Jurnal Nasional yang diterbitkan dalam Bahasa Indonesia. Jurnal Media Implementasi Riset Kesehatan fokus pada hasil-hasil pengabdian masyarakat dalam lingkup ilmu kesehatan mencakup ilmu keperawatan, kebidanan, kesehatan lingkungan, ilmu farmasi, analis kesehatan atau laboratorium medis, ilmu gizi, fisioterapi, kesehatan gigi, ilmu kesehatan masyarakat dan ilmu kesehatan lainnya.</p> Jurnal Media Implementasi Riset Kesehatan adalah jurnal dengan reviewer teman sejawat sesuai dengan bidang keilmuannya yang dikembangkan untuk mendorong pengembangan keilmuan dalam bidang kesehatan secara umum sehingga dapat menjadi sumber referensi dalam mendukung terselenggaranya pelayanan kesehatan yang berbasis <em>Evidence Based Practice</em> di Indonesia. Selain itu, jurnal itu menjadi wadah bagi dosen pengabdi dalam bidang ilmu kesehatan untuk mempublikasikan hasil pengabdian masyarakatnya sehingga mampu memperkaya referensi ilmiah yang dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia kesehatan di Indonesia.</div> <div class="journalDescription"> <p data-spm-anchor-id="a2ty_o01.29997173.0.i3.244bc9218OQy4k">Jurnal Media Implementasi Riset Kesehatan sebelumnya dikelola dan dipublikasikan melalui platform Open Journal Systems (OJS) versi 2 dengan alamat <a style="position: relative;" href="https://dnc.web.id/ojs2/index.php/penmas" target="_blank" rel="nofollow noopener">https://dnc.web.id/ojs2/index.php/penmas </a>. Namun, karena adanya kendala teknis berupa serangan malware yang mengganggu keamanan dan stabilitas sistem, kami terpaksa melakukan migrasi ke platform OJS versi 3. Dengan demikian, seluruh proses pengelolaan naskah dan publikasi jurnal kini dilayani melalui tautan baru berbasis OJS 3.</p> <p>Bagi pembaca yang ingin mengakses terbitan lama mulai dari Vol. 1, No. 1 (2020) hingga Vol. 4, No. 1 (2023), arsip tersebut masih dapat diakses melalui tautan berikut:<br /><strong><a style="position: relative;" href="https://dnc.web.id/ojs2/index.php/penmas/issue/archive" target="_blank" rel="nofollow noopener">https://dnc.web.id/ojs2/index.php/penmas/issue/archive </a></strong></p> <p>Kami mohon maaf atas ketidaknyamanan ini dan mengucapkan terima kasih atas dukungan serta perhatian Bapak/Ibu pembaca dan penulis sekalian</p> </div>https://testingjurnal.poltekkes-mks.ac.id/index.php/medriset/article/view/1405Deteksi Dini Faktor Risiko Penyakit Tidak Menular Melalui Pengukuran Kebugaran Jasmani Bagi Pegawai Jurusan Keperawatan Poltekkes Kemenkes Makassar2025-10-06T08:58:44+08:00Muhammad Basriismailskep@poltekkes-mks.ac.idIsmail Ismailismailskpns@gmail.comSukriyadi Sukriyadiismailskep@poltekkes-mks.ac.idSukma Sainiismailskep@poltekkes-mks.ac.idAlfi Syahar Yakubismailskep@poltekkes-mks.ac.id<p>Penyakit Tidak Menular (PTM) seperti diabetes, hipertensi, dan penyakit kardiovaskular menjadi penyebab utama kematian di Indonesia. Gaya hidup tidak aktif dan rendahnya kesadaran akan kebugaran jasmani merupakan faktor risiko utama yang dapat dicegah melalui deteksi dini. Program pengabdian masyarakat ini bertujuan untuk menilai kebugaran fisik pegawai Jurusan Keperawatan Poltekkes Kemenkes Makassar sebagai strategi pencegahan PTM. Metode yang digunakan meliputi pengukuran antropometrik (tinggi badan, berat badan, Indeks Massa Tubuh/IMT, dan lingkar perut), parameter metabolik (gula darah puasa dan kadar kolesterol), serta penilaian kebugaran kardiovaskular (tekanan darah). Sebanyak 42 peserta berusia 30–65 tahun berpartisipasi dalam kegiatan ini. Hasil menunjukkan bahwa 61,9% peserta mengalami obesitas, 47,6% memiliki kadar gula darah tinggi, dan 26,2% memiliki kadar kolesterol tinggi. Temuan ini mengindikasikan bahwa mayoritas peserta memiliki risiko tinggi terhadap PTM. Program ini berhasil meningkatkan kesadaran peserta tentang pentingnya kebugaran jasmani dan deteksi dini faktor risiko PTM. Implementasi rutin skrining kebugaran di lingkungan kerja dapat menjadi langkah strategis dalam mencegah dan mengendalikan PTM, serta meningkatkan kualitas hidup tenaga kesehatan. Hasil ini menegaskan bahwa program pengabdian masyarakat ini berkontribusi nyata dalam upaya promotif dan preventif terhadap penyakit tidak menular di lingkungan tenaga kesehatan</p>2025-11-20T00:00:00+08:00Hak Cipta (c) 2025 Media Implementasi Riset Kesehatanhttps://testingjurnal.poltekkes-mks.ac.id/index.php/medriset/article/view/1605Penerapan Model Promosi Kesehatan Antenatal Care Terstandar Mencegah Anemia Ibu Hamil Di Wilayah Puskesmas Kassi-Kassi2025-10-06T09:00:56+08:00Marhaeni Syarifahmarhaeni@poltekkes-mks.ac.idRos Rahmawatimarhaeni@poltekkes-mks.ac.id<p>Prevalensi anemia pada ibu hamil masih cukup tinggi di Indonesia sebesar 48,9% masih jauh dari target yang ditetapkan WHO <19%, di kota Makassar berdasarkan Profil Dinas Kesehatan kota mencapai 8,7% dan di Puskesmas Kassi-Kassi sebesar 9,6%. Kurangnya pengetahuan dan sikap masyarakat menjadi pemicu tingginya anemia pada ibu hamil, solusi terbaik adalah Penerapan Model promosi kesehatan secara kontinuitas, melalui penggunaan teori Health Promotion Model dan Self-Determination, dikembangkan berdasar atas pemenuhan empat kebutuhan psikologi dasar ibu hami. Kegiatan pengabdian masyarakat bertujuan meningkatkan pengetahuan dan sikap ibu hamil menggunakan metode edukatif dengan didesain secara <em>pre-post test tast </em>tanpa kelompok kontrol melalui pemberian informasi yang cukup dalam tingkatan pencegahan primer, pencegahan sekunder berusaha mencegah perkembangan penyakit, penegahan tersier untuk mengurangi anemia yang lebih berat. Sasarannya 16 ibu hamil di wilayah Puskesmas Kassi-Kassi, dengan hasil akhir disimpulkan terjadinya peningkatan secara signifikan pengetahuan kurang dan sikap negatif responden dari 62,5% menjadi 100%, dengan nilai p=0,000 menunjukkan bahwa secara keseluruhan responden sudah memahami dengan sikap positif pentingnya pencegahan anemia pada ibu hamil, upaya yang tepat adalah melakukan kunjungan ke sarana pelayanan kesehatan utama dalam hal ini ke rumah sakit atau Puskesmas dan ke sarana pelayanan kesehatan penunjang yakni ke Posyandu untuk memperoleh pelayanan antenatal terstandar.</p>2025-11-20T00:00:00+08:00Hak Cipta (c) 2025 Media Implementasi Riset Kesehatanhttps://testingjurnal.poltekkes-mks.ac.id/index.php/medriset/article/view/1641Optimalisasi Peran Kader Posyandu Dalam Meningkatkan Praktik Pemberian ASI Eksklusif Untuk Pencegahan Stunting2025-10-06T09:03:46+08:00Hastuti Husainhastuti_husain@poltekkes-mks.ac.idSyaniah Umarhastuti_husain@poltekkes-mks.ac.id<p>Stunting merupakan masalah gizi kronis yang masih menjadi tantangan kesehatan masyarakat di Indonesia. Kondisi ini disebabkan oleh asupan gizi yang tidak adekuat dan praktik pemberian makan yang kurang optimal pada 1.000 hari pertama kehidupan. Salah satu upaya strategis untuk mencegah stunting adalah melalui peningkatan praktik pemberian Air Susu Ibu (ASI) eksklusif selama enam bulan pertama kehidupan bayi. Kader Posyandu memiliki peran penting dalam mengedukasi, memotivasi, dan mendampingi ibu menyusui agar melaksanakan pemberian ASI eksklusif secara optimal. Kegiatan pengabdian masyarakat ini bertujuan untuk meningkatkan kapasitas dan peran kader Posyandu dalam promosi dan praktik pemberian ASI eksklusif sebagai upaya pencegahan stunting. Kegiatan dilaksanakan di wilayah kerja Puskesmas Kassi-Kassi Kota Makassar pada bulan Juni hingga November 2024, melibatkan 30 orang kader Posyandu. Metode kegiatan meliputi ceramah, demonstrasi, diskusi, dan tanya jawab, serta evaluasi pengetahuan menggunakan pretest dan posttest. Hasil kegiatan menunjukkan adanya peningkatan pengetahuan yang signifikan, di mana seluruh peserta memperoleh nilai posttest dengan rata-rata di atas 80%, lebih tinggi dibandingkan hasil pretest. Hal ini membuktikan bahwa pelatihan yang diberikan efektif dalam meningkatkan pemahaman kader tentang pentingnya ASI eksklusif dalam pencegahan stunting. Diharapkan setelah kegiatan ini, kader Posyandu dapat lebih aktif mempromosikan dan mendampingi ibu menyusui di masyarakat untuk mendukung keberhasilan program penurunan stunting di wilayahnya</p>2025-11-20T00:00:00+08:00Hak Cipta (c) 2025 Media Implementasi Riset Kesehatanhttps://testingjurnal.poltekkes-mks.ac.id/index.php/medriset/article/view/1644Penyuluhan Tentang Pemicuan 5 Pilar Sanitasi Total Berbasis Masyarakat2025-10-06T09:05:56+08:00Muhammad Ikbalmuhikbal@poltekkes-mks.ac.idAndi Masnah Azismikbalarif@gmail.comHasnih A Hasnih Amikbalarif@gmail.comNurul Yani Aksanmikbalarif@gmail.com<p>Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) merupakan pendekatan pembangunan sanitasi berbasis perilaku yang mengutamakan pemberdayaan dan partisipasi aktif masyarakat. Saniter yang digunakan sebagai acuan dalam penyelenggaraan STBM. STBM memiliki 5 pilar yaitu, berhenti Buang Air Besar Sembarangan (Stop BAB), Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS), Pengelolaan Minuman dan Makanan, Pengamanan Sampah Rumah Tangga, dan Pengelolaan Limbah Cair Rumah Tangga. Meningkatkan peran seluruh pemangku kepentingan dalam perencanaan dan pelaksanaan sosialisasi pengembangan kebutuhan, Mengembangkan kesadaran masyarakat tentang konsekuensi dari kebiasaan buruk sanitasi (buang air besar) dan dilanjutkan dengan pemicuan perubahan perilaku komunitas. Kegiatan penyuluhan kesehatan berupa pemicuan 5 Pilar Sanitasi Total Berbasis Masyarakat dilakukan dilakukan dengan 3 tahap yaitu persiapan, pelaksanaan dan pelaporan. Pelaksanaan kegiatan dilakukan pada tanggal 21 Maret 2025 pukul 09.00 WITA di Labuang Permai, Kelurahan Pettuadae, Kecamatan Turikale, Kabupaten Maros dengan sasaran yang merupakan perwakilan dari kader dan ibu rumah tangga. Kemudian pemberian materi tentang pemicuan 5 pilar STBM dengan menggunakan alat bantu berupa diagram F dan poster-poster tentang 5 Pilar STBM. Kegiatan pengabdian masyarakat tentang pemicuan 5 pilar STBM telah terlaksana dengan baik dan mendapatkan respon yang antusias dari kader dan ibu rumah tangga di Labuang Permai, Kelurahan Pettuadae, Kecamatan Turikale, Kabupaten Maros.</p>2025-11-20T00:00:00+08:00Hak Cipta (c) 2025 Media Implementasi Riset Kesehatanhttps://testingjurnal.poltekkes-mks.ac.id/index.php/medriset/article/view/1700Penyuluhan Pencegahan Penyakit Diare Melalui Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) Serta Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS) Pada Anak Sekolah Dasar Tahun 20242025-10-06T09:10:02+08:00Budirman Budirmanbudirman@poltekkes-mks.ac.idSulasmi Sulasmisulasmi@poltekkes-mks.ac.idMiftahul Jannabudirman@poltekkes-mks.ac.id<p>Latar Belakang: Diare masih menjadi salah satu penyakit infeksi utama pada anak usia sekolah di Indonesia, dengan transmisi utama melalui rute fekal-oral yang dipermudah oleh praktik higiene tangan yang buruk. Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS) merupakan intervensi sederhana namun terbukti efektif dalam mencegah diare, namun pemahaman dan penerapannya di sekolah dasar masih belum optimal. Metode: Kegiatan pengabdian ini menggunakan pendekatan partisipatif melalui penyuluhan interaktif yang dikombinasikan dengan pre-test dan post-test pada 30 siswa kelas V di UPT SPF SD Negeri Melayu, Makassar. Materi disampaikan menggunakan media visual (video, poster, LCD), diikuti sesi demonstrasi dan tanya jawab. Evaluasi dilakukan dengan membandingkan tingkat pemahaman sebelum dan sesudah intervensi.Hasil: Pemahaman siswa mengenai pencegahan diare, PHBS, dan CTPS meningkat signifikan dari rata-rata 71% menjadi 89%. Peningkatan tertinggi terjadi pada pemahaman PHBS dan CTPS, masing-masing dari 70% menjadi 90%. Kesimpulan: Penyuluhan berbasis partisipasi efektif dalam meningkatkan pengetahuan siswa tentang PHBS dan CTPS. Namun, untuk mencapai perubahan perilaku berkelanjutan, diperlukan ketersediaan fasilitas sanitasi memadai, monitoring terjadwal oleh sekolah, keterlibatan orang tua, serta evaluasi jangka panjang pasca intervensi.</p>2025-11-20T00:00:00+08:00Hak Cipta (c) 2025 Media Implementasi Riset Kesehatanhttps://testingjurnal.poltekkes-mks.ac.id/index.php/medriset/article/view/1648Edukasi Gizi Pada Ibu Hamil Dengan “Kartu Macca Untuk Mencegah Stunting Di Puskesmas Tamalate Kota Makassar Tahun 20232025-10-06T09:06:50+08:00Andi Syintha Idasynta_ida@poltekkes-mks.ac.idAsmawati G Asmawati Gsynta_ida@poltekkes-mks.ac.idCitrawati Citrawatisynta_ida@poltekkes-mks.ac.idSyaniah Umarsynta_ida@poltekkes-mks.ac.id<p>Stunting merupakan masalah kurang gizi kronis yang disebabkan oleh asupan gizi yang tidak memadai dalam waktu lama. Kondisi ini mengakibatkan gangguan pertumbuhan fisik anak yang ditandai dengan tinggi badan lebih rendah dari standar usianya serta berdampak pada perkembangan otak dan kecerdasan anak. Salah satu upaya pencegahan stunting dimulai sejak kehamilan dengan memastikan kecukupan gizi ibu hamil. Kegiatan pengabdian masyarakat ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan ibu hamil melalui media edukasi Kartu Macca. Kegiatan dilaksanakan pada 32 ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Tamalate Kota Makassar. Hasil kegiatan menunjukkan adanya peningkatan pengetahuan ibu hamil sebesar 75%, dari semula hanya 18,8% yang memiliki pengetahuan baik pada pre-test menjadi 93,8% setelah diberikan edukasi. Hasil ini menunjukkan bahwa edukasi gizi menggunakan Kartu Macca efektif meningkatkan pengetahuan ibu hamil dalam pencegahan stunting.</p>2025-11-20T00:00:00+08:00Hak Cipta (c) 2025 Media Implementasi Riset Kesehatanhttps://testingjurnal.poltekkes-mks.ac.id/index.php/medriset/article/view/1647Peningkatan Kapasitas Bidan Melalui Penerapan Strategi Konseling Berimbang KBPP untuk Meningkatkan Cakupan MKJP di Puskesmas Kassi-Kassi2025-10-06T09:07:36+08:00Agustina Ningsiagustina.ningsi@poltekkes-mks.ac.idSubriah Subriahsubriah@poltekkes-mks.ac.idAde Devryaniadedevriany@poltekkes-mks.ac.idRos Rahmawatirosrahmawati@poltekkes-mks.ac.id<p>Program keluarga berencana merupakan salah satu upaya pemerintah dalam menurunkan angka kematian ibu dan angka kematian bayi. Penggunaan alat kontrasepsi secara tepat dapat mengurangi risiko kematian ibu dan bayi. Survei Demografi Kesehatan Indonesia 2017, capaian kepesertaan KB untuk seluruh metode KB sebesar 63,6% dengan peserta KB metode modern mengalami penurunan menjadi 57,9% dari hasil survei 2012 yaitu sebesar 57,2%. Permasalahan mitra dalam kegiatan ini adalah belum optimalnya partisipasi PUS dalam penggunaan Metode MKJP. Tujuan kegiatan adalah meningkatnya cakupan kepesertaan KB terutama KB Pasca persalinan dengan metode MKJP. Metode pelaksanaan kegiatan adalah deseminasi teknik Strategi Konseling Berimbang Keluarga Berencana Pasca Persalinan (SKB KBPP) untuk mendorong partisipasi aktif PUS calon akseptor KB. Sasaran kegiatan adalah 15 orang bidan di Puskesmas Kassi Kassi . Hasil yang dicapai adalah terjadi peningkatan pengetahuan dan keterampilan bidan dalam menerapkan konseling dari nilai pretest rata-rata nilai 75 (sedang), setelah posttest menjadi rata- rata nilai 85 (tinggi), dengan kata lain terjadi peningkatan pengetahuan menjadi 86,66% baik diakhir kegiatan. Kesimpulan dari kegiatan ini adalah SKB KBPP memberikan peningkatan pengetahuan bidan yaitu sebesar 66,66% dan hal ini diharapkan meningkatkan angka kepesertaan KB.</p>2025-11-20T00:00:00+08:00Hak Cipta (c) 2025 Media Implementasi Riset Kesehatanhttps://testingjurnal.poltekkes-mks.ac.id/index.php/medriset/article/view/1879Pemeriksaan SGOT, SGPT, dan Hbsag Pada Ibu Rumah Tangga Sebagai Skrining Penyakit Hepatitis B2025-11-05T10:36:46+08:00Artati Artatiartati@poltekkes-mks.ac.idSyahida Djasangartati@poltekkes-mks.ac.idZulfikar Ali Hasanartati@poltekkes-mks.ac.idHikmawati Mas’udartati@poltekkes-mks.ac.idBudirman Budirmanbudirman@poltekkes-mks.ac.id<p>Penyakit hepatitis B merupakan masalah kesehatan serius di Indonesia, termasuk di Kota Makassar. Data menunjukkan bahwa prevalensi penyakit hepatitis B di Sulawesi Selatan, khususnya di Kota Makassar, cukup tinggi. Pada tahun 2022, dilaporkan lebih dari 1.000 kasus penyakit Hepatitis B di Sulawesi Selatan. Kecamatan Mamajang, termasuk wilayah dengan kasus hepatitis B tertinggi di Kota Makassar. Hepatitis B meningkat disebabkan karena ibu yang terinfeksi kepada anak dan juga karena pola makan dan hidup yang tidak sehat, penggunaan jarum suntik tidak steril, dan kurangnya kesadaran ibu rumah tangga tentang pentingnya pemeriksaan kesehatan rutin. Pemeriksaan HbsAg untuk Program pemerintah hanya diarahkan oleh ibu hamil bukan ibu rumah tangga, sehingga ibu rumah tangga sangat rawan terinfeksi hepatitis B. Metode yang digunakan penyuluhan atau edukasi, penyuluhan, untuk peningkatan pengetahuan ibu rumah tangga mengenai penyebab terjadinya penyakit hepatitis B serta cara pencegahannya yaitu melalui skrining dengan melakukan pemeriksaan fungsi hati yaitu SGOT (Serum Glutamic Oxaloacetic Transaminase), SGPT (Serum Glutamic Pyruvic Transaminase), dan HbsAg secara gratis kepada ibu rumah tangga. Lokasi penyuluhan dilakukan di Kecamatan Mamajang Kota Makassar, sedangkan pemeriksaan darah rutin pada sampel darah di lakukan di Laboratorium. Hasil Pengabmas didapatkan hasil dari 18 sampel ibu rumah tangga didapatkan hasil HBsAg negatif sebanyak 100% (18 orang), dan hasil positif sebanyak 0. Dan 18 sampel ibu rumah tangga didapatkan hasil SGOT normal sebanyak 100% (18 orang), dan hasil abnormal sebanyak 0. Sedangkan pada SGPT didapatkan hasil SGOT normal sebanyak 100% (18 orang), dan hasil abnormal sebanyak 0. 1.Dan terjadi peningkatan pengetahuan dan informasi dengan hasil pre-test 50% setelah mendapatkan informasi terkait manfaatnya pemeriksaan pemeriksaan SGOT, SGPT, dan HBsAg pada ibu rumah tangga sebagai skrining penyakit hepatitis B didapatkan hasil post-test meningkat menjadi 100%.</p>2025-11-20T00:00:00+08:00Hak Cipta (c) 2025 Media Implementasi Riset Kesehatanhttps://testingjurnal.poltekkes-mks.ac.id/index.php/medriset/article/view/1516Peningkatan Kapasitas Kader Posyandu Dalam Pengukuran Stunting Di Wilayah Kerja Puskesmas Paccerarakkang Kota Makassar2025-10-06T09:00:01+08:00Nadimin Nadiminnadimingizi66@gmail.comChaerunnimah ChaerunnimahChaerunnimah@poltekkes-mks.ac.id<p>Pengabdian ini bertujuan untuk meningkatkan kapasitas kader Posyandu dalam mengukur stunting di wilayah kerja Puskesmas Paccerakkang, Kota Makassar. Topik ini dipilih mengingat stunting merupakan masalah kesehatan serius yang berdampak pada perkembangan fisik dan mental anak. Kader Posyandu memiliki peran penting dalam deteksi dini stunting melalui pengukuran tinggi dan panjang badan anak, namun keterampilan kader masih terbatas. Metode pengabdian dilakukan melalui pelatihan yang terdiri dari ceramah, praktik, dan simulasi pengukuran stunting. Kegiatan ini melibatkan 60 kader Posyandu dari 24 Posyandu di wilayah tersebut. Pelatihan berlangsung selama dua hari dengan sesi pendampingan mandiri di Posyandu masing-masing. Hasilnya menunjukkan peningkatan signifikan dalam pengetahuan dan keterampilan kader dalam melakukan pengukuran stunting. Sebelum pelatihan, sebagian besar kader belum memahami teknik pengukuran yang benar, namun setelah pelatihan, kader mampu melakukan pengukuran secara lebih akurat dan mandiri. Kesimpulannya, pelatihan ini berhasil meningkatkan kapasitas kader Posyandu dalam mendeteksi stunting, yang diharapkan dapat berkontribusi dalam pengendalian masalah stunting di wilayah tersebut. Dukungan berkelanjutan tetap diperlukan untuk memastikan akurasi pengukuran di masa depan.</p>2025-11-20T00:00:00+08:00Hak Cipta (c) 2025 Media Implementasi Riset Kesehatanhttps://testingjurnal.poltekkes-mks.ac.id/index.php/medriset/article/view/1888Pendampingan Kader Posyandu Dalam Peningkatan 25 Keterampilan Dasar di Kecamatan Biringkanaya2025-11-08T11:09:09+08:00Rudy Hartonodinomks70@gmail.comRusli Ruslirusfar67@yahoo.comAswita Amiraswita@poltekkes-mks.ac.idMira Andinimira_andini@poltekkes-mks.ac.idBesse Uswatun Hasanahbesse.uswatun@gmail.com<p style="font-weight: 400;">Program ini bertujuan untuk meningkatkan kompetensi kader Posyandu di Kecamatan Biringkanaya dalam 25 keterampilan dasar yang mencakup seluruh siklus kehidupan, mulai dari kesehatan ibu dan anak, remaja, dewasa, hingga lansia. Permasalahan utama yang dihadapi adalah rendahnya keterampilan kader dalam memberikan layanan dasar yang komprehensif, sehingga berdampak pada efektivitas program Posyandu. Selain itu, kurangnya pengetahuan tentang kesehatan remaja, pencegahan penyakit tidak menular, serta perawatan lansia menghambat optimalisasi pelayanan di Posyandu. Solusi yang ditawarkan adalah melalui pelatihan intensif, pendampingan, dan monitoring secara berkelanjutan. Luaran yang diharapkan mencakup peningkatan kompetensi kader, tersedianya modul pelatihan, serta peningkatan cakupan layanan kesehatan masyarakat di seluruh siklus kehidupan. Dengan pendekatan berbasis komunitas, program ini akan memberikan dampak jangka panjang terhadap peningkatan kualitas hidup masyarakat.</p>2025-11-20T00:00:00+08:00Hak Cipta (c) 2025 Media Implementasi Riset Kesehatanhttps://testingjurnal.poltekkes-mks.ac.id/index.php/medriset/article/view/1652Pemberian Terapi Bermain Flash Card Pada Anak Dengan Speech Delay Di Upt Pusat Pelayanan Rehabilitasi Anak Inang Matutu Makassar2025-10-06T09:08:29+08:00Ruslan Hasaniruslan_hasani@poltekkes-mks.ac.idRio Nata Anjasmarahasani.ruslan@gmail.comSimunati Simunatihasani.ruslan@gmail.comJunaidi Junaidihasani.ruslan@gmail.comNasrullah Nasrullahhasani.ruslan@gmail.com<p>Speech delay merupakan gangguan perkembangan yang sering terjadi pada anak usia prasekolah dan dapat memengaruhi kemampuan sosial dan akademik. Flash card adalah alat bantu visual yang digunakan dalam terapi wicara untuk merangsang kemampuan bahasa anak. Tujuan pengabdian masyarakat ini untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya pemberian bermain flash card dalam meningkatkan kemampuan bicara anak dengan speech delay. Oleh karena itu kami melakukan program bermain kepada anak yang mengalami speech delay di UPT Pusat Pelayanan Rehabilitasi Anak Inang Matutu Makassar. Terdapat 10 responden usia 3–5 tahun yang berpartisipasi dalam kegiatan ini. Metode pengabdian masyarakat yang digunakan adalah dengan <em>pre-test</em>, terapi bermain, dan diakhir kegiatan dilakukan <em>post-test</em>. Pelaksanaan Kegiatan pengabdian masyarakat dilaksanakan selama 2 Minggu yaitu pada tanggal 19 s/d 30 Mei 2025. Kemampuan bicara diukur melalui pre-test dan post-test. Hasil pengabdian masyarakat didapatkan terjadinya peningkatan berbicara pada kategori gangguan bicara ekspresif, reseptif, dan campuran. Pada akhir terapi bermain, 100% anak menunjukkan respons sangat baik terhadap Terapi Bermain flash card. Disimpulkan bahwa Terapi Bermain flash card meningkatkan kemampuan bicara pada anak dengan speech delay.</p>2025-11-20T00:00:00+08:00Hak Cipta (c) 2025 Media Implementasi Riset Kesehatanhttps://testingjurnal.poltekkes-mks.ac.id/index.php/medriset/article/view/1651Optimalisasi Peran Ibu Balita Dalam Deteksi Dini Risiko Stunting Menggunakan APE RADAR Di Wilayah Kerja Puskesmas Mangasa Kota Makassar2025-10-06T09:09:20+08:00Fitriati Saburfitriati_sabur@poltekkes-mks.ac.idAndi Syintha Idaandisintaida@gmail.com<p>Kesehatan anak merupakan salah satu indikator penting dalam menilai kualitas kesehatan suatu negara, salah satunya dapat dilihat dari tingginya angka stunting pada bayi dan balita. Oleh karena itu, pemenuhan kebutuhan gizi serta perawatan yang berkualitas bagi anak menjadi krusial untuk menciptakan sumber daya manusia yang unggul di masa depan. Salah satu upaya yang dapat dilakukan oleh ibu balita adalah melakukan deteksi dini risiko stunting menggunakan media APE RADAR. Sebagai bentuk pengabdian kepada masyarakat, pendekatan yang dilakukan adalah pemberdayaan ibu balita untuk mampu mendeteksi dini risiko stunting. Solusi yang ditawarkan mencakup peningkatan pengetahuan dan keterampilan ibu hamil dalam mengidentifikasi risiko stunting pada anak.</p>2025-11-20T00:00:00+08:00Hak Cipta (c) 2025 Media Implementasi Riset Kesehatanhttps://testingjurnal.poltekkes-mks.ac.id/index.php/medriset/article/view/1640Edukasi Pencegahan Kecacingan Sebagai Langkah Awal Mencegah Stunting Pada Siswa SD Negeri Pampang Kota Makassar2025-10-06T09:01:47+08:00Ni Luh Astri Indraswariniluhastri@poltekkes-mks.ac.idKhiki Purnawati Kasimniluhastri@poltekkes-mks.ac.idStientjeniluhastri@poltekkes-mks.ac.id<p>Stunting merupakan masalah kesehatan yang masih banyak ditemukan di Indonesia. Salah satu penyakit infeksi yang dalam jangka panjang dapat menyebabkan stunting adalah kecacingan. Prevalensi kecacingan tertinggi di Indonesia datang dari kelompok anak usia sekolah dasar yaitu 7–12 tahun. Daerah dengan catatan kasus kecacingan tertinggi di kota Makassar berada di wilayah kerja Puskesmas Pampang. Berdasarkan studi pendahuluan yang telah dilakukan di SD Negeri Pampang, hasilnya menunjukkan dari 5 sampel feses siswa yang diambil, 4 diantaranya positif mengandung telur cacing <em>Ascaris lumbricoides. </em>Tujuan pengabdian masyarakat ini adalah untuk memberikan edukasi pencegahan kecacingan kepada siswa SD Negeri Pampang. Kegiatan dilakukan dengan memberikan penyuluhan sebanyak 1 kali disertai pemberian pre-test dan post-test dan diikuti oleh 110 orang siswa. Hasil menunjukkan bahwa pelaksanaan penyuluhan efektif meningkatkan pengetahuan peserta yang ditunjukkan dengan peningkatan rerata nilai pre-test dan post-test dengan nilai p<0,001. Hasil monitoring dan evaluasi menunjukkan bahwa peserta memahami langkah CTPS dengan benar dan telah menerapkannya dalam aktivitas sehari-hari serta sarana CTPS dan promosi yang disediakan di sekolah telah dimanfaatkan dan kondisinya terawat dengan baik. Seluruh siswa diharapkan mampu mengimplementasikan pengetahuan yang telah diperoleh serta pihak sekolah dan keluarga hendaknya segera melapor ke pihak puskesmas setempat jika menemukan anak yang menunjukkan ciri-ciri mengarah kepada kecacingan dan stunting.</p>2025-11-20T00:00:00+08:00Hak Cipta (c) 2025 Media Implementasi Riset Kesehatan